Rabu, 23 Desember 2009

Selamat Natal

Dalam kasih dan sukacita karena Tuhan itu baik kepada semua orang, kami sekeluarga mengucapkan "Selamat Natal" semoga damai Tuhan selalu menyertai kita.
 
Salam,
PDS & keluarga.

APANYA YANG JAHAT??

*APANYA YANG JAHAT??*

Seorang gadis Jepang bermaksud bunuh diri dengan cara
terjun dari gedung yang tinggi. Anehnya, sebelum bunuh diri
ia menelepon seorang reporter televisi. Sang reporter diminta
merekam adegan bunuh diri tersebut dan menayangkannya di
siaran berita. Celakanya, reporter itu setuju.
Bersama seorang juru kamera, ia merekam dan
menayangkan adegan bunuh diri tersebut. Tentu saja
masyarakat heboh! Kedua orang itu dikecam karena tidak
mencoba mencegah sang gadis untuk bunuh diri.
Namun, keduanya berkelit.
"Apa salah kami? Kami tidak melakukan apa-apa," kata
mereka.

Ya, kedua orang ini bersalah justru karena tidak berbuat
apa-apa! Mereka punya kesempatan untuk menyelamatkan
nyawa, tetapi diam saja. Sama seperti perumpamaan hamba
yang diberi satu talenta. Ia dikecam tuannya bukan hanya
karena ia malas, melainkan juga karena ia 'hamba yang
jahat". Padahal ia tidak melakukan tindak kriminal, misalnya
mencuri talenta itu. Sepeser pun tidak. Ia diberi satu talenta,
lalu dikembalikannya juga satu talenta. Lantas, di mana letak
kejahatannya? Ia jahat justru karena tidak berbuat apa-apa.
Dengan berdiam diri, ia telah menyia-nyiakan kesempatan
yang diberikan oleh tuannya. Ia potensial, tetapi tidak
produktif.

Setiap hari, Tuhan memberi kita kesempatan untuk berbuat
sesuatu; mengembangkan bakat, mengasihi sesama,
melayani Tuhan, dan menjadi berkat bagi sesama.
Sudahkah kita berbuat sesuatu, melakukan bagian kita?
Ataukah kita diam saja, membiarkan kesempatan berlalu hari
demi hari? Jangan abaikan setiap kesempatan. Itu adalah
sebuah kejahatan.

Kita berdosa bukan hanya saat melakukan yang salah tetapi
juga saat tidak melakukan yang benar

Dari Warta Santo Matius

Selasa, 22 Desember 2009

Disewakan Rumah di Jatisari Permai

Numpang iklan....
 
Disewakan sebuah rumah Type 36 di Perumahan Bukit Jatisari Permai Blok A6 no 3A, Mijen. Masih ada halaman luas 100 m2, cocok untuk tempat usaha. Yang berminat silahkan menghubungi 08125845520.
 
Salam,
PDS

Senin, 21 Desember 2009

Selamat Natal..oleh HASIBULLAH SATRAWI.

Selamat Natal..oleh HASIBULLAH SATRAWI.

Sebagai seorang muslim, penulis mengucapkan selamat hari raya Natal kepada
saudara-saudari Kristiani dimanapun berada.

Bagi seorang Muslim, mengucapkan selamat hari raya Natal bukan hanya
menjadi kesadaran persaudaraan, melainkan tuntunan keimanan yang sangat
mendasar. karena Nabi Isa atau Yesus menegaskan (sebagimana disampikan
Alquran ), keselamatan atas diriku ketika dilahirkan, ketika meninggal
dunia, dan ketika (nanti ) dihupkan kembali, Qs 19:22.

Dalam konteks negara majemuk seperti Indonesia,ucapan selamat hari raya
Natal merupakan salah satau bentuk kesadaran kebangsaan yang harus
senantiasa dijaga dan dipelihara; bahwa indonesia adalah negara bagi semua
agama yang ada di hariabaan Bumi Pertiwi; bahwa setiap pemeluk agama
memiliki kebebasan untuk merayakan dan menjalankan keyakinannya; dan bahwa
pengannut satu agama di Indonesia harus menghormati penganut agama lain.

Kerukunan.

Bagi agamawan , mengucapkan selamat kepada Umat agama lain dalam merayakan
hari besar keagamaa, Seperti Natal, mempunyai makna yang sangat penting.
Selain tuntutan agama, ucapan selamat bagi seorang agamawan bisa juga
karena menjadi langkah awal untuk menciptakan kerukukan dan kebersamaan
dalam kehidupan umat beragama, terutama dalam kehidupan bangsa majemuk
seperti Indonesia .

Apa yang dilakukan oleh agamawan di Mesir bisa dijadikan contoh oleh para
agamawan di tanah air. Dalam persoalan hari raya Natal, contohnya, sejumlah
agamawan terkemuka di Mesir,seperti Grand Syeikh, Al-Azhar Kairo,Sayyid
Muhammad Thantahwi, tak hanya membolehkan seorang muslim turut merayakan
hai raya Natal. Lebih dari itu,mereka memberikan keteladanan baik dengan
menghadiri Undangan perayaan Natal umat kristen (Koptik ) disana.
Momen-momen damaiseperi itu digunakan oleh sejumlah agamawan di Mesir untuk
mengukuhkan tali persaudaraan kebangsaan, mengukuhkan bagunan perdamaian,
dan menghormati segala jenis perbedaan.

Begitupun sebaliknya, sejumlah pemimpin kristen (Koptik ) di Mesir turut
merayakan dan mengucapkan selamat ketika hari raya keagamaan umat Islam
tiba. Suansana damai ,kondusif, penuh persaudaran menyelimuti kehidupan
masyarakat di sana, dimulai dari kalangan agamawan kemudian diikuti oleh
segenap umat dan pengikutnya. Peran agamawan seperti di Mesir memberikan
sumbangsih cukup besar bagi terjaganya hubungan damai dalam kehidupan
masyarakat Mesir, terlepas apapun agama ataupun kelompoknya.
setidak-tidaknya masyarakat Muslim disana tidak diharamkan bila turut
merayakan Natal bersama sahabat atau kerabat yang beragama koptik.
Pengalaman mesir seperti di atas sangat patut dipertimbangkan. Sejauh ini,
konflik berbau agama jarang terjadi di negri Piramida itu.

Melahirkan ketegangan.

Hal inilah yang jarang terjadi dalam kehidupan umat beragama diTanah Air.
Peran agamawan sangatlah terbatas dalam mendorong bangsa ini terbebas dari
konflik agama . sebaliknya, peran dan ketelibatan agamawan yang cukup
masif terjadi dalam kehidupan politik, apalagi pada saat menjelang pemilu.

Hingga hari ini, konflik antar agama masih terus membayang, bahkan juga
konflik intra agama. umat agama tidak disuguhi pemandangan damai dari
kalangan agamawan yang mengucapkan selamat kepada umat agama lain dalam
merayakan hari besarnya, termasuk hari raya Natal. Dan hingga hari ini
masih terdapat sejumlah pihak yang mengharamkan hadir pada perayaan Natal
bagi seorang Muslim atau hari raya agama lain nya.

Pengharaman seperti di atas tidak melahirkan apapun, kecuali ketegangan
dalam kehidupan umat yang berbeda aagama. pihak paling diuntungkan oleh
Fatwa seperti itu adalah mereka yang ''bersyahwat'' politik. Bangsa,
masyarakat, dan agama adalah pihak yang paling dirugikan oleh pengharaman
seperti di atas yang merupakan akibat tak langsung keterlibatn kaum
agamawan dalam dunia politik pragmatis yang cukup masif. baik berpolitikan
nasional maupun lokal. Dikatakan akibat tidak langsung karena tidak semua
dan tidak setiap saat agamawan melakukan "politisasi agama " dalam bentuk
fatwa-fatwa politis atau lainnya. Harus jujur diakui, masih terdapat sekian
agamawan yang turun ke kancah politik dengan niat tulus-iklas dan membawa
tujuan perjuangan murni. namun agamawan seperti ini sangat terbatas.

Natal adalah moment penting yang bisa digunakan oleh kaum agamawan untuk
menyampaikan sabda perdamaian , kasih sayang dan hormati perbedaan
keagamaan. Silaturahim antar agamawan dapat dilakukan dalam momen -momen
keagaman seperti Natal ini. Hingga umat beragama terbiasa dalam menghormati
perbedaan dan perayaan hari besar agama lain.

Oleh:

Hasibullah Satrawi
Alumnus Al-Azhar Kairo,Mesir.
Aktifis Moderate Muslim Society.
Jakarta.
dikutip dari Harian kompas Sabtu 19 Desember 2009.

Mengetahui dan Meredam emosi

Mengetahui dan Meredam emosi

Setiap orang pasti pernah marah, krn marah adalah manusiawi. Marah
terkadang menimbulkan situasi yang serba salah. Jika kita melampiaskan
amarah, kita bs terserang penyakit, begitu juga jika kita tahan amarah,
penyakit lain juga akan mengancam. Banyak macam orang mengungkapkan
kemarahannya, bs dgn meledak-ledak,bs jg hanya diam saja.

Mengapa orang marah mdh terkena penyakit? Di dlm darah orang marah
terkandung banyak hormon adrenalin, hormon yg diproduksi oleh kelenjar
adrenal ini akan dilepaskan ke dalam darah ketika ada rangsangan emosi.
Akibatnya adalah denyut jantung akan bertambah cepat dan tekanan darah
meninggi, keadaan ini yang mengakibatkan penyakit mudah datang.

marah terbagi dlm 4 macam yaitu,Purposeful (marah yang disengaja), Spontan
(marah yg dilakukan secara tiba-tiba), Konstruktif (marah yang disertai
ancaman terhadap orang lain) dan Destruktif (marah yang ditumpahkan tanpa
rasa bersalah). Namun problem yang sebenarnya bukan pada amarahnya, tetapi
terletak pada bagaimana kita mengolah amarah tersebut.

Cara meredam amarah

Ketika anda mengalami persoalan yang memancing amarah,apa yg akan anda
lakukan? Memendam amarah atau justru melampiaskanya kepada orang lain.
Dibawah ini adalah beberapa tipsnya :

1. Tenangkan diri anda, bila anda sdh merasakan tanda2 kemarahan seperti
denyut nadi yang bertambah cepat, nafas ter engah-engah atau darah mengalir
cepat, cobalah menarik nafas dalam2 & redakan emosi yang sedang bergejolak.

2. Segera ambil jarak dari sumber kemarahan dan lakukan relaksasi singkat.
Coba redakan amarah anda dengan mengatakan pada diri anda sendiri "it's OK"
atau "tenanglah" dll.

3. Ubahlah cara pandang anda, ketika sedan marah, pikiran dan tindakan kita
jd berlebih-lebihan & dramatis.. rubahlah jadi rasional.

4. Selesaikan masalah dengan segera. ga baik bila sampe lebih dari 3 hari.

5. Melakukan konseling, ketika anda merasa tak mampu lagi mengendalikan
amarah. lakukanlah konseling dengan orang yang anda anggap bijaksana.


Tips Cara Mengatasi Emosi Meredam Amarah/Marah Yang Dapat Merugikan Kita
Dan Orang Lain

Ketika emosi dan amarah memuncak maka segala sifat buruk yang ada dalam
diri kita akan sulit dikendalikan dan rasa malu pun kadang akan hilang
berganti dengan segala sifat buruk demi melampiaskan kemarahannya pada
benda, orang, dll di sekitarnya.

Banyak orang bilang kalau menyimpan emosi secara terus-menerus dalam jangka
waktu yang lama dapat pecah sewaktu-waktu dan bisa melakukan hal-hal yang
lebih parah dari orang yang rutin emosian. Oleh sebab itu sebaiknya bila
ada rasa marah atau emosi sebaiknya segera dihilangkan atau disalurkan pada
hal-hal yang tidak melanggar hukum dan tidak merugikan manusia lain.

Beberapa ciri-ciri orang yang tidak mampu mengandalikan emosinya :
1. Berkata keras dan kasar pada orang lain.
2. Marah dengan merusak atau melempar barang-barang di sekitarnya.
3. Ringan tangan pada orang lain di sekitarnya.
4. Melakukan tindak kriminal / tindak kejahatan.
5. Melarikan diri dengan narkoba, minuman keras, pergaulan bebas, dsb.
6. Menangis dan larut dalam kekesalan yang mendalam.
7. Dendam dan merencanakan rencana jahat pada orang lain. dsb...

A. Beberapa Cara Untuk Meredam Emosi / Amarah Diri Sendiri:

1. Rasakan Yang Orang Lain Rasakan

Cobalah bayangkan apabila kita marah kepada orang lain. Nah, sekarang tukar
posisi di mana anda menjadi korban yang dimarahi. Bagaimana kira-kira
rasanya dimarahi. Kalau kemarahan sifatnya mendidik dan membangun mungkin
ada manfaatnya, namun jika marah membabi buta tentu jelas anda akan
cengar-cengir sendiri.

2. Tenangkan Hati Di Tempat Yang Nyaman

Jika sedang marah alihkan perhatian anda pada sesuatu yang anda sukai dan
lupakan segala yang terjadi. Tempat yang sunyi dan asri seperti taman,
pantai, kebun, ruang santai, dan lain sebagainya mungkin tempat yang cocok
bagi anda. Jika emosi agak memuncak mingkin rekreasi untuk penyegaran diri
sangat dibutuhkan.

3. Mencari Kesibukan Yang Disukai

Untuk melupakan kejadian atau sesuatu yang membuat emosi kemarahan kita
memuncak kita butuh sesuatu yang mengalihkan amarah dengan melakukan
sesuatu yang menyenangkan dan dapat membuat kita lupa akan masalah yang
dihadapi. Contoh seperti mendengarkan musik, main ps2 winning eleven,
bermain gitar atau alat musik lainnya, membaca buku, chating,
chayang-chayangan dengan kekasih pujaan hati, menulis artikel, nonton film
box office, dan lain sebagainya. Hindari perbuatan bodoh seperti merokok,
make narkoba, dan lain sebagainya.

4. Curahan Hati / Curhat Pada Orang Lain Yang Bisa Dipercaya

Menceritakan segala sesuatu yang terjadi pada diri kita mungkin dapat
sedikit banyak membantu mengurangi beban yang ada di hati. Jangan curhat
pada orang yang tidak kita percayai untuk mencegah curhatan pribadi kita
disebar kepada orang lain yang tidak kita inginkan. Bercurhatlah pada
sahabat, pacar / kekasih, isteri, orang tua, saudara, kakek nenek, paman
bibi, dan lain sebagainya.

5. Mencari Penyebab Dan Mencari Solusi

Ketika pikiran anda mulai tenang, cobalah untuk mencari sumber permasalahan
dan bagaimana untuk menyelesaikannya dengan cara terbaik. Untuk memudahkan
gunakan secarik kertas kosong dan sebatang pulpen untuk menulis daftar
masalah yang anda hadapi dan apa saja kira-kira jalan keluar atau solusi
masalah tersebut. Pilih jalan keluar terbaik dalam menyelesaikan setiap
masalah yang ada. Mungkin itu semua akan secara signifikan mengurangi beban
pikiran anda.

6. Ingin Menjadi Orang Baik

Orang baik yang sering anda lihat di layar televisi biasanya adalah orang
yang kalau marah tetap tenang, langsung ke pokok permsalahan, tidak
bermaksud menyakiti orang lain dan selalu mengusahakan jalan terbaik. Pasti
anda ingin dipandang orang sebagai orang yang baik. Kalau ingin jadi
penjahat, ya terserah anda.

7. Cuek Dan Melupakan Masalah Yang Ada

Ketika rasa marah menyelimuti diri dan kita sadar sedang diliputi amarah
maka bersikaplah masa bodoh dengan kemarahan anda. Ubah rasa marah menjadi
sesuatu yang tidak penting. Misalnya dalam hati berkata : ya ampun.... sama
yang kayak begini aja kok bisa marah, nggak penting deh..

8. Berpikir Rasional Sebelum Bertindak

Sebelum marah kepada orang lain cobalah anda memikirkan dulu apakah dengan
masalah tersebut anda layak marah pada suatu tingkat kemarahan. Terkadang
ada orang yang karena diliatin sama orang lain jadi marah dan langsung
menegur dengan kasar mengajak ribut / berantem. Masalah sepele jangan
dibesar-besarkan dan masalah yang besar jangan disepelekan.

9. Diversifikasi Tujuan, Cita-Cita Dan Impian Hidup

Semakin banyak cita-cita dan impian hidup anda maka semakin banyak hal yang
perlu anda raih dan kejar mulai saat ini. Tetapkan impian dan angan hidup
anda setinggi mungkin namun dapat dicapai apabila dilakukan dengan serius
dan kerja keras. Hal tersebut akan membuat hal-hal sepele tidak akan
menjadi penting karena anda terlalu sibuk dengan rajutan benang masa depan
anda. Mengikuti nafsu marah berarti membuang-buang waktu anda yang
berharga.

10. Kendalikan Emosi Dan Jangan Mau Diperbudak Amarah

Orang yang mudah marah dan cukup membuat orang di sekitarnya tidak nyaman
sudah barang tentu sangat tidak baik. Kehidupan sosial orang tersebut akan
buruk. Ikrarkan dalam diri untuk tidak mudah marah. Santai saja dan cuek
terhadap sesuatu yang tidak penting. Tujuan hidup anda adalah yang paling
penting. Anggap kemarahan yang tidak terkendali adalah musuh besar anda dan
jika perlu mintalah bantuan orang lain untuk mengatasinya.

B. Cara Untuk Meredam Emosi / Amarah Orang Lain :

Untuk meredam amarah orang lain sebaiknya kita tidak ikut emosi ketika
menghadapi orang yang sedang dilanda amarah agar masalah tidak menjadi
semakin rumit. Cukup dengarkan apa yang ingin ia sampaikan dan jangan
banyak merespon. Tenang dan jangan banyak hiraukan dan dimasukkan dalam
hati apa pun yang orang marah katakan. Cukup ambil intinya dan buang
sisanya agar kita tidak ikut emosi atau menambah beban pikiran kita.

Jika marahnya karena sesuatu yang kita perbuat maka kalau bukan kesalahan
kita jelaskanlah dengan baik, tapi kalau karena kesalahan kita minta maaf
saja dan selesaikanlah dengan baik penuh ketenangan batin dan kesabaran
dalam mengatasi semua kemarahannya. Lawan api dengan air, jangan lawan api
dengan api. Semoga berhasil menjinakkan emosi rasa marah anda

Tahu tahu tahun baru

Tahu-tahu Tahun Baru

Oleh: KH. A. Mustofa Bisri

Tahu-tahu Ahad. Tahu-tahu Senin. Tahu-tahu Selasa. Tahu-tahu Rabu. Tahu
Kamis. Tahu Jumat. Tahu-tahu Sabtu. Tahu-tahu Januari. Tahu-tahu Februari.
Tahu-tahu Maret. Tahu-tahu April. Tahu-tahu Mei. Tahu-tahu Juni. Tahu-tahu
Juli. Tahu-tahu Agustus. Tahu-tahu September. Tahu-tahu Oktober. Tahu-tahu
November. Tahu-tahu Desember. Tahu-tahu Januari lagi. Tak terasa ya?!

Tak terasa. Berapa umur Anda sekarang? Berapa tahun lagi Anda ingin hidup?
10, 20, 30, atau 50 tahun lagi. Apalah artinya angka-angka ini bila setiap
saat umur kita digerogoti waktu, tidak terasa? Bahkan, sering justru dengan
suka ria kita menyambut dan merayakan tahun baru, seakan-akan kita tak
paham
bahwa setiap tahun baru umur kita bertambah dan bertambah umur berarti
sebaliknya: berkurangnya umur.

Bayi dan anak kecil seperti lebih sadar dari kita yang tua-tua. Pertambahan
umur bagi mereka lebih bermakna. Perubahan diri mereka seiring bertambahnya
umur mereka, begitu jelas bisa dilihat. Dari tengkurap, merangkak,
misalnya,
menjadi bisa berjalan; dari tak bisa bicara, ngoceh tanpa makna, hingga
lancar bicara; dari kemlucu, kemeplak, hingga jemagar; dari suka
bermain-main hingga suka bersolek; dsb, dst. Semuanya dapat jelas terlihat.
Bandingkan dengan kita yang tua-tua ini. Apa perubahan yang dapat dilihat
dari kita?

Kesibukan kita -entah apa?- tetap saja yang itu-itu. Berlari ke sana,
berlari ke sini. Yang memburu harta, terus memburu harta. Yang berebut
kursi, tetap tak berubah berebut meja, misalnya. Yang pamer kepintaran atau
kekayaan, terus pamer seperti tak kunjung yakin bahwa kepintaran atau
kekayaannya sudah diketahui. Yang bertikai tak pernah berubah menyadari
kesia-siaannya. Yang menipu, yang korup, yang merekayasa kejahatan, yang
nyogok, yang disogok, yang selingkuh, dst, meski sudah konangan, masih
terus
tak berhenti. Berapa tahun lagi mereka ini akan istiqamah berlaku demikian?
10, 20, 30, 50 tahun lagi. Ataukah menunggu dikejutkan maut? Bukankah
mereka
yang tidak pernah menyadari dan memikirkan perubahan waktu -karena sibuk
menjalaninya dengan kegiatan rutin tanpa mengevaluasi- berarti menunggu
kematian yang mendadak?

Bacalah berita! Simaklah isu dan opini yang berkembang di tanah air,
terutama beberapa tahun terakhir ini! Bukankah yang itu-itu saja yang kita
dengar? Reformasi, KKN yang hanya terus dibicarakan. Pemimpin yang terus
tidak jelas ke mana kita ini akan dipimpin. Kebijaksanaan yang sering
sangat
tidak bijaksana terus saja dilakukan. Hukum yang terus dibuat permainan.
Pertikaian antarkelompok dan perorangan yang terus terjadi. Penggusuran dan
pelecehan hak rakyat yang terus berjalan. Politik praktis yang -seperti
Inul- terus menggoyang dan diedani. Para politisi yang terus berebut
kekuasaan. Rakyat yang terus dijadikan objek. Penggelapan di
departemen-departemen dan lembaga-lembaga penting yang tak kunjung kapok.
Pencurian besar-kecil, kasar-halus, yang terus merebak. Pemaksaan kehendak
yang terus sok hebat. Dan sebagainya dan seterusnya.

Kalau kita amati 'perilaku monoton' ini secara cermat, kita bisa telusuri
akarnya pada kegandrungan orang kepada dunia yang berlebihan. Kepentingan
dunialah yang menjadikan orang arif menjadi bebal, orang pintar menjadi
bloon, orang ramah menjadi sangar, orang waras menjadi majnun, orang sopan
menjadi kurang ajar, saudara lupa saudaranya, manusia menjadi binatang atau
bahkan setan. Geledahlah diri! Mengapa kita tega membiarkan anak kita tak
terdidik? Mengapa kita enteng merusak alam? Mengapa orang tak malu menilap
harta rakyat? Mengapa kita berkelahi dengan saudara kita sendiri? Mengapa
tanda gambar partai kita lebih kita agungkan katimbang bendera Merah Putih
dan lambang garuda? Mengapa kita yang beragama Islam lebih asyik membaca
koran daripada Quran? Mengapa ayat tidak kita ikuti, tapi kita buat
mengikuti kita? Mengapa nurani dan akal sehat kita kalahkan dengan hawa
nafsu? Mengapa memenangkan partai lebih kita pentingkan daripada
memenangkan
persaudaraan bangsa? Mengapa kepentingan sesaat kita menangkan dari
kepentingan Indonesia? Bila kita jujur, kita akan menemukan jawaban itu
semua pada itu tadi: kegandrungan yang berlebihan kepada dunia. Benar
sekali
dawuh yang menyatakan Hubbud dunya raasu kulli khathiiatin, gandrung dunia
adalah sumber dari setiap kesalahan.

Namun sebebal-bebal orang bebal, sebloon-bloon orang bloon, sesangar-sangar
orang sangar, se-majnun-majnun orang majnun, sekurang ajar-kurang ajar
orang
yang kurang ajar, selupa-lupa orang lupa, masak suatu saat tidak
tersadarkan, misalnya, oleh umur yang kian menipis setiap tahun. Masak
sekian banyak pemimpin akan terus lupa semua ke arah mana akan dibawa
orang-orang yang mereka pimpin. Masak sekian banyak politisi akan terus
mbadut, padahal sudah lama tak lucu. Masak sekian banyak penegak hukum akan
terus melecehkan hukum semua. Masak sekian banyak orang yang mengaku
membela
dan mewakili rakyat akan terus tak mau tahu kepentingan rakyat. Masak
sekian
banyak penjabat akan terus berpikir jabatan itu langgeng. Masak sekian kali
pemilu masih tak kunjung bisa mendewasakan kita dalam berdemokrasi. Masak
sekian kemelut yang melanda tak kunjung menyadarkan sekian banyak makhluk
berpikir. Masak sekian banyak manusia akan terus lupa menyadari
kemanusiaannya yang mulia. Masak Allah Yang Maha Rahman akan terus
dilupakan
hamba-hamba-Nya. Masak bertabahnya umur terus tak kunjung menambah
kearifan?

Inilah -husnudzdzann atau kepercayaan tentang kemurahan Allah dan keaslian
manusia yang dimuliakan-Nya. Inilah yang masih membuat kita sedikit
optimistis menyambut tahun baru. Menyambut masa depan kita sendiri.

Selamat Tahun Baru! Semoga kita dan negeri kita selamat!


KH. A. Mustofa Bisri, Pengajar di Pondok Pesantren Taman Pelajar
RaudlatutThalibin, Rembang, Jawa Tengah.

Kamis, 10 Desember 2009

Jam di Surga => Joke

Jam di Surga

Di depan gerbang surga, banyak manusia yg mengantri untuk diadili oleh
Tuhan, sambil mengantri, manusia yg baru pertama kali ke depan gerbang
surga itu pun takjub.. melihat di tembok gerbang surga terdapat JAM dan
label negara-negara di dunia tapi ada yg aneh dari jam tersebut, setiap
negara mempunyai kecepatan putaran yg berbeda dengan jam negara lainnya
melihat hal yg unik itu, salah seorang dari mereka bertanya,

Orang Filip ina : "Malaikat, knapa tuh kok jamnya beda-beda muternya?

"Malaikat : "Oh kecepatan putaran itu bedasarkan tingkat korupsi negara
anda, semakin cepat berarti semakin besar tingkat korupsi di negara anda"

Orang Filip ina : "Ooohhh begitu... (sambil berbisik ke yg lain) emang
bener kata orang si Estrada korupnya gila gilaan.. tuh jam jadi bukti.."

Orang Thailand : "wah brengsek ! tnyata Somchai Wongsawat juga korupsi !
pantes negara gue miskin !"

Orang Singapore : "Hahahah jam negara gw Slow bgt... kebukti negara gw
bersih dari yg namanya Korupsi... Buahahaha"

Orang Indonesia : (melihat sekeliling)Orang Indonesia : (ga menemukan jam
negaranya) lalu dia pun bertanya, "Malaikat, kenapa jam negara saya ga
adaaaa ????"

Malaikat : "Maaf, anda dari negara mana?"

Orang Indonesia : " Indonesia "

Malaikat : "sebelumnya saya minta maaf atas ketidaksopanan ini, tapi Jam
negara Anda, kami pakai di dapur sebagai kipas angin..

Pater Yohannes Jonga Pr (51)

Pater Yohannes Jonga Pr (51)

Penghormatan kepada Korban
Kamis, 10 Desember 2009 | 03:31 WIB
B Josie Susilo Hardianto dan Ichwan Susanto

"Saya memberikan penghargaan ini kepada rakyat Papua yang menjadi korban
pelanggaran hak asasi manusia," ujar Pater Yohannes Jonga Pr (51). "Penghargaan
ini juga merupakan pengakuan kepada mereka yang berkarya bagi kemanusiaan
dan hak asasi manusia di Papua."

Pater John, demikian ia disapa, bertutur pelan setelah menerima kabar bahwa
ia dipilih Dewan Juri Anugerah Yap Thiam Hien 2009 sebagai penerima
penghargaan penting di bidang hak asasi manusia di Indonesia itu.

Pater John, kini dekan pada Dekanat Keerom Keuskupan Jayapura, tak pernah
membayangkan penghargaan. Ia bahkan tidak tahu tentang Anugerah Yap Thiam
Hien meski ikut menghadiri syukuran Mama Yosepha Alomang di Timika, yang
menerima anugerah itu pada tahun 1999.

Ia bekerja semata-mata karena rasa cinta yang mendalam kepada orang asli
Papua yang didampinginya sejak 23 tahun lalu, dalam berbagai situasi yang
amat berisiko.
Papua selama hampir empat dekade adalah lokasi pelanggaran hak asasi
manusia yang "paling sempurna", baik dari negara, melalui aparat militer,
maupun dari aparat pelindung korporasi ekstraksi yang menguras sumber daya
alam Papua.

Kekerasan tersebut dialami berlapis oleh perempuan. Hasil dokumentasi
bersama Komisi Nasional Anti-Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas
Perempuan) dan kelompok masyarakat Papua menemukan pola kekerasan terhadap
perempuan, yang mencakup kekerasan oleh aparat, kekerasan akibat perampasan
sumber daya alam, dan kekerasan dalam rumah tangga yang diperparah oleh
masuknya minuman keras serta pengelolaan dana otonomi khusus yang tidak
tepat sasaran.

Ketakutan mempertanyakan hak-hak warga negara itu ada hubungannya dengan
stigma politik karena dikaitkan dengan gerakan Organisasi Papua Merdeka,
yang membuat Papua menjadi daerah operasi militer (DOM) selama puluhan
tahun.

Transenden
Keberanian Pater John menghadapi berbagai ancaman demi hak-hak asasi orang
asli Papua mengingatkan kepada perjuangan para padri di banyak negara di
Amerika Latin pada masa pemerintahan otoriter.

Keterlibatannya menangani kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia kerap
menempatkannya dalam posisi berbahaya, bahkan ancaman kematian. Seperti
ditulis media lokal, seorang oknum militer pernah mengancam akan mengubur
Pater John hidup-hidup 700 meter di bawah tanah.

Rentetan ancaman itu tak menyurutkan langkah Pater John. "Prinsip saya,
siapa pun manusia, kalau nyawanya terancam, kita wajib melindungi dan
memberi bantuan, tanpa memandang ideologi, ras, dan keyakinan," ujarnya.

Pater John menginjakkan kaki ke Lembah Baliem, Papua, ketika berusia 28
tahun dan memulai karyanya sebagai katekis. Saat turun di Lapangan Terbang
Wamena, ia melihat orang-orang asli Pegunungan Tengah yang mengenakan
koteka berjajar di pinggir lapangan terbang menawarkan bantuan sebagai
pembawa barang. Sesosok lelaki tua mendekatinya dan menawarkan tenaga untuk
membawakan barangnya ke pastoran, tanpa imbalan.
Pelajaran dari lelaki tua tersebut mengisi pergumulan spiritual John selama
empat tahun pertama tugasnya sebagai katekis. Di Wamena itulah ia mulai
kerap mendapatkan pengaduan warga tentang sikap dan tindakan oknum aparat.
Teror dan intimidasi mulai menderanya.

"Gerak sedikit sudah dianggap mendukung Papua merdeka," ujarnya.

Stigma
Sejak bertugas di Keerom—wilayah yang dicap aparat sebagai salah satu basis
kekuatan Tentara Pembebasan Nasional OPM—tahun 2000, Pater John harus
terlibat dalam mediasi konflik antara warga dan aparat. Ia bahkan sempat
dicap sebagai pastor OPM saat bertugas di Waris Keerom, garis depan
perbatasan Papua-Papua Niugini (PNG).
Stigma itu semakin pekat saat ia dengan gigih mendampingi Isak Psakor (13),
korban penembakan yang diduga dilakukan oknum aparat di perbatasan. Anak
itu baru kembali dari perbatasan, mengikuti keluarganya yang hendak
menyelesaikan urusan tanah adat. Ia dikejar anjing tentara, naik pohon, dan
ditembak dari jarak jauh. Satu parunya dirobek peluru. Kondisinya kritis.

Pater John membantu advokasi kasus itu bersama Komisi untuk Orang Hilang
dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Papua, Aliansi Demokrasi untuk Papua,
serta Sekretariat Keadilan dan Perdamaian (SKP) Keuskupan Jayapura setelah
melaporkan peristiwa itu ke Lembaga Bantuan Hukum Papua. Identitas
pelakunya kemudian terkuak, tetapi sampai sekarang tidak diadili.

Altar di lapangan
Pater John menjadi Ketua Delegasi Masyarakat Kabupaten Keerom—yang terdiri
dari tokoh masyarakat, pemuka agama, dan pemangku adat—untuk berangkat ke
Jakarta, menemui Menteri Agama Maftuh Basyuni, menyampaikan penolakan hasil
tes calon pegawai negeri sipil di Kantor Wilayah Departemen Agama Papua
tahun 2008. Hasil tes dinilai tidak mengakomodasi sumber daya manusia
Keerom yang siap dan mampu bekerja.

Berbagai isu pelanggaran hak asasi manusia, kekerasan berbasis jender, dan
kesetaraan hak keberwargaan menarik Pater John untuk terlibat secara penuh.
Ia memaknai penahbisannya sebagai imam dalam gereja Katolik sebagai
panggilan untuk berkarya bagi semua orang, tanpa sekat imajiner yang
diciptakan oleh berbagai kepentingan.
Persoalan sosial harus menjadi yang terdepan dalam perjuangan itu. "Karya
pastoral tidak terbatas pada perayaan ekaristi," ungkapnya, "Lebih dari
itu, harus turut terlibat dalam keprihatinan dasar manusia."

Pater John menghidupi pilihan itu seperti menapaki perjalanan terjal
dipenuhi onak. Pembelaan terhadap kemanusiaan dan hak asasi manusia tak
jarang dituduh sebagai bagian jaringan atau gerakan untuk menjatuhkan
Indonesia di mata internasional.
"Susah melihat persoalan kemanusiaan dalam situasi seperti di Papua. Semua
kehendak baik senantiasa dicurigai, sementara rakyat terus-menerus hidup
dalam ketakutan dan ancaman," lanjutnya.

Ia mengatakan, apa yang dia lakukan hanyalah bagian dari upaya merawat
kehidupan di tengah situasi sosial yang kacau-balau, korup, dan penuh
ketidakpastian. Dengan demikian, kehadiran Pater John di Papua bisa
dimaknai sebagai kehadiran sesama warga bangsa untuk memperjuangkan
kesetaraan hak-hak keberwargaan.

Anak keenam dari delapan bersaudara keluarga petani di Manggarai, Flores,
Nusa Tenggara Timur, itu telah mengingatkan bahwa altar tak lagi berada di
dalam gedung-gedung gereja.

Altar tersebut kini berada di tengah medan kehidupan manusia, berhadapan
dengan para korban, untuk senantiasa menghadirkan harapan. (MH)

YOHANNES JONGA Pr
•Lahir: Manggarai, Flores, 4 November 1958
• Orangtua: Arnoldus Lete (almarhum) dan Yuliana Malon
• Pendidikan: Sekolah Tinggi Filsafat Teologia Fajar Timur, Abepura, Papua
• Ditahbiskan menjadi Imam Projo tanggal 14 Oktober 2001 di APO oleh Uskup
Jayapura Dr Leo Laba Ladjar OFM, setelah menjadi katekis sejak tahun 1986
dan kerja pastoral sejak 1991. Ia mendirikan Forum Perempuan Asmat pada
1999

Minggu, 06 Desember 2009

Contradictions

When without money, eat wild vege at home ;
When have money, eat same wild vege in fine restaurant.
When without money, ride bicycle;
When have money, ride exercise machine.

When without money, wish to get married;
When have money, wish to get divorced.

When without money, wife becomes secretary;
When have money, secretary becomes wife.

When without money, act like rich man;
When with money, act like poor man.

Man, O Man, never tells the truth:

Says sharemarket is bad but keeps speculating;
Says money is evil but keeps accumulating.

Says women are trouble-makers but keeps desiring them;
Says high positions are lonely but keeps wanting them.

Says smoking & drinking is bad but keeps partaking;
Says heaven is good but refused to go.

In the past, woman gives man their virginity;
Now, woman gives man their newborn baby

In the rural area, chicken calls man awake;
In the cities, man calls for chickens.

In the past, famous actresses will not sell their bodies;
Now, actresses will sell their bodies to become famous

Kamis, 03 Desember 2009