Selasa, 19 Agustus 2008

Apa kabar Koperasi Alumni PIKA ?

Halo rakan-rekan Aluni PIKA Semarang.
Barangkali rekan-rekan di Semarang, yang tahu mengenai perkembangan pendirian Koperasi dapat memberi kabar : Sampai tahap apa pendirian Koperasi Alumni PIKA ?
 
Dulu saya dapat kabar bahwa yang bisa menjadi anggota Koperasi adalah Alamni PIKA yang mempunya KTP Jawa Tengah saja, karena hanya terdaftar di Dinas Koperasi Jawa Tengah. Pertanyaan saya, apakah memungkinkan kalau suatu saat nanti Koperasi Alumni di daftarkan juga ke Departemen Koperasi di Jakarta, sehingga seluruh Alumni PIKA yang tersebar di seluruh Indonesia bisa menjadi anggotanya ?
 
Terima kasih untuk kesediaan anda memberi informasi.
 
Salam,
PDS
 
 

Berita Duka

Dear All.
Telah meninggal dunia Ibunda Sdr. Ari Kurniawan (Angk 18, HP 0811154139), kemarin sore jam 17.10. Siang ini Misa Arwah jam 12.00 di Jl. Hanoman, Krapyak, Semarang.
 
Salam,
PDS

Kecerdasan Spiritual.

KECERDASAN SPIRITUAL

Harry bekerja di sebuah perusahaan otomotif sebagai seorang buruh. Tugasnya
memasang dan mengencangkan baut pada jok pengemudi mobil. Itulah tugas rutin
yang sudah dikerjakannya selama hampir sepuluh tahun. Karena pendidikannya
setingkat SLTP, maka sulit baginya untuk meraih posisi puncak. Waktu Harry
ditanya, bukankah itu merupakan pekerjaan yang membosankan, ia menjawab
dengan tersenyum, "Bukankah ini suatu pekerjaan mulia, saya telah
menyelamatkan ribuan orang yang mengemudikan mobil-mobil mereka, saya
mengencangkan baut kursi pengemudi kuat-kuat, sehingga mereka semua selamat dan keluarga mereka juga selamat. Termasuk kursi mobil yang Anda duduki itu".

Suatu hari lain, Harry ditanya: "Mengapa Anda tidak melakukan mogok kerja
seperti yang lain untuk menuntut kenaikan upah, dan nampaknya saat ini
bahkan anda bekerja semakin giat saja?" Ia menjawab sambil tersenyum: "Saya
memang senang dengan kenaikan upah itu, seperti teman-teman yang lain,
tetapi saya memahami keadaan ekonomi yang sulit sehingga perusahaan saya
mengalami kesulitan keuangan, saya memahami pemimpin perusahaan yang juga
tentu sedang dalam kesulitan dan mungkin juga terancam kena pemotongan gaji
seperti saya. Jadi kalau saya mogok kerja, itu hanya menambah kesulitan
mereka". Lalu ia melanjutkan: "Saya bekerja dengan prinsip 'memberi', bukan
hanya untuk perusahaan tetapi untuk ibadah saya"

Sekitar lima tahun kemudian, Harry telah menjadi seorang pengusaha otomotif
yang ternama.

Kecerdasan spiritual, berarti hidup dengan penghayatan nilai rohani. Ia
melakukan ibadah rohani, tetapi juga ibadah sosial-kehidupan.


Sumber : Internet.

Strategi Bisnis

STRATEGI BISNIS
Oleh : Hermawan Kartajaya

Pada suatu jamuan makan malam di Hotel Hilton, Jakarta, belum lama berselang, saya bertemu Ram K. Sharma, orang yang ditempatkan General Electric ( GE ) di Indonesia sejak 1979. Tahun lalu, posisinya sebagai Kepala Perwakilan GE digantikan oleh Stuart L.Dean, lulusan Harvard Business School, dan Ram diangkat sebagai Penasehat Senior. Ram mengatakan telah
bekerja selama 33 tahun di GE, dan akan pensiun pada akhir 1996. Sebelum di GE, ia gonta-ganti perusahaan beberapa kali, karena belum menemukan tempat yang mantap. Baru di GE, ia merasa sreg. Ram sangat kagum kepada bosnya di GE, Jack Welch, yang sering dianggapnya sebagai salah satu guru manajemen.
 
Selama memimpin GE, Welch memang banyak melakukan perubahan, dan juga memperkenalkan beberapa prinsip kepemimpinan yang piawai. Tahun lalu, misalnya, Welch menganjurkan supaya semua insan GE ingat pada prinsip 3 S : Speed, Simplicity dan Self Confidence. Dari ke 3 S ini, Ram menganggap Speed merupakan prinsip paling penting dan relevan dengan konteks globalisasi. "Segala sesuatu mesti dilakukan serba cepat, kalau tak mau ketinggalan", katanya. Ram mengisahkan bagaimana padatnya jadwal kunjungan para pemimpin GE setiap kali ke Indonesia. Tapi, pada waktu meninggalkan Indonesia, semua laporan tentang hasil kunjungan tersebut sudah langsung bisa dibawa pulang.

Apa yang dikatakan Ram adalah indikator bahwa GE merupakan salah satu contoh perusahaan raksasa yang melakukan process reengineering secara drastis dan sukses. Prinsip lain yang dipopulerkan Welch adalah boundarylessness - sesuatu yang tak mengenal batas. Pada suatu perubahan, yang batas antardivisi, departemen, seksi ataupun fungsi terasa demikian ketat, maka suatu proses antar fungsi biasanya tidak bisa berjalan lancar. Seolah-olah ada "kerajaan dalam kerajaan". Masing-masing bagian punya aturan main sendiri. Dalam situasi seperti ini tidak ada yang peduli lagi dengan Customer Satisfaction. Biar lambat asal prosedur dijalankan. Dalam menyelesaikan prosedur tersebut, tidak ada orang yang mau dilangkahi. Tidak peduli apa akibatnya bagi pelanggan. Dalam perusahaan yang sangat functional oriented seperti itu, justru prinsip functional boundary berlaku sangat ketat. Tom Hout dan George Stalk dalam Time Based Competition justru berpendapat, berpacu dengan waktu adalah segalanya. Mungkin saja strategi anda benar, tapi kalau implementasinya
terlambat, semuanya akan jadi kacau. Karena itu paling tidak ada tiga hal yang harus dijalankan. Pertama, jangan berpikir serial, tapi pararel. Apa yang bisa dilakukan secara bersamaan jangan dilakukan bergiliran. Selagi kabin pesawat dibersihkan, mengapa tidak memulai memanggil penumpang untuk penerbangan berikutnya. Kalau penumpang baru dipanggil setelah kabin bersih berarti ada waktu yang terbuang. Kedua, kalau informasi sudah bisa diakses oleh beberapa bagian sekaligus, maka biasanya peran bagian yang ada ditengah akan hilang.

Pemasangan teknologi informasi yang dapat membuat informasi menjadi on time bukan hanya menghilangkan beberapa lapisan hirarki vertikal, melainkan juga beberapa "meja" pada poros horizontal. Seorang Direktur Pemasaran, misalnya, tak lagi memerlukan manager pemasaran regional, karena bisa memonitor langsung hasil penjualan di tiap kantor cabang. Selain itu, pemesanan barang oleh pelanggan bisa disiapkan langsung oleh seorang salesman ke bagian gudang, dan pada saat yang sama bagian keuangan sudah melakukan penataan piutang secara otomatis. Ketiga, fungsi yang tidak perlu dilakukan sendiri akan lebih efisien jika dilimpahkan. Dengan demikian organisasi akan lebih bersifat streamline. Fungsi penunjang, seperti  pembersihan, transportasi, bahkan administrasi rutin, seringkali lebih memuaskan pelayanannya kalau diserahkan pada pihak luar ketimbang dilakukan orang dalam sendiri. Dengan melakukan ketiga hal tersebut, organisasipun akan jadi lebih sederhana.
Organisasi semacam ini akan lebih percaya diri dalam beroperasi.

Re: [Alumni-PIKA] Foto Angkatan ke berapa ini ya ?

Ha..ha..ha....Foto yang lain bisa dilihat di http://www.alumni-pika.blogspot.com/
 
Salam,
PDS
 
----- Original Message -----
Sent: Tuesday, August 19, 2008 11:42 AM
Subject: Re: [Alumni-PIKA] Foto Angkatan ke berapa ini ya ?

Pak, saya lupa itu angkatan berapa. Tapi saya yakin itu yg memfoto juga salah satu rekan dari angkatan tersebut?
 
Salam
Frans

--- On Mon, 8/18/08, PDS - Alumni PIKA <pdsarwono@gmail.com> wrote:
From: PDS - Alumni PIKA <pdsarwono@gmail.com>
Subject: [Alumni-PIKA] [Info ALUMNI PIKA untuk ALUMNI PIKA] Foto Angkatan ke berapa ini ya ?
To: Alumni-PIKA@yahoogroups.com
Date: Monday, August 18, 2008, 10:31 PM

Merdeka !!!!!
 
Barangkali rekan-rekan ada yang tahu, ini foto angkatan ke berapa ya ?
 
Salam,
PDS


--
Posting oleh PDS - Alumni PIKA ke Info ALUMNI PIKA untuk ALUMNI PIKA pada 8/18/2008 09:35:00 PM