Senin, 23 Februari 2009

Enam Pembalak Liar Tewas Diterkam Harimau

Kalau sudah begini siapa yang salah ? (PDS)

Enam Pembalak Liar Tewas Diterkam Harimau
Ditemukan berbagai jenis kayu yang telah ditebang.

JAMBI -- Pembalakan liar di Pulau Sumatera membuat marah si raja rimba,
harimau. Dalam sebulan terakhir, enam dari tujuh orang tewas diterkam
harimau di kawasan hutan produksi di Kabupaten Muarojambi, Jambi.
Kasus terakhir menimpa warga bernama Khoiri, 20 tahun, yang tewas di
Sungaigelam, Minggu lalu. Sekitar 2 kilometer dari lokasi tewasnya Khoiri,
Jumat lalu, harimau juga menyerang hingga menewaskan Mat Ali, 50 tahun, dan
Nana bin Mat Ali, 17 tahun.
Adapun tiga korban tewas lainnya di Desa Pematangraman, Kecamatan Kumpeh
Ilir, adalah Raba'i (24 Januari), serta Suyut dan Imam Mujianto (28
Januari).
Pada 4 Februari lalu, harimau menerkam Sutiyono di kawasan Desa Mekarsari,
Kecamatan Kumpehilir. Sutiyono masih beruntung karena hanya mengalami luka
cakaran di bagian paha dan tangan.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSD) Jambi Didy Wurdjanto menduga
tiga korban tewas dalam tiga hari terakhir merupakan pelaku pembalakan liar
di hutan Paal VII Sungai Gelam.
"Diduga mereka pembalak liar," kata Didy di Jambi kemarin. Alasannya, kata
Didy, lokasi ditemukannya korban tewas merupakan tempat praktek pembalakan
liar besar-besaran. Tim BKSDA Jambi juga menemukan bukti berbagai jenis kayu
yang telah ditebang, baik yang sudah digergaji maupun yang masih berbentuk
kayu bulat.
"Lokasi tewasnya korban dimangsa harimau adalah lokasi pembalakan liar,"
ujar Deddy. Di sana petugas juga menemukan 10 pondok milik sekitar 60 orang
pelaku pembalakan liar.
Kayu-kayu yang merupakan barang bukti tersebut dibakar di lokasi oleh
petugas. "Alasannya, biaya angkut kayu dari lokasi ke luar area mahal,"
katanya.
Pihak BKSDA, kata Didy, mencurigai seorang cukong berinisial Her, yang
menanggung seluruh biaya pemulangan jenazah kedua korban yang diterkam
harimau, Jumat lalu. "Kami curiga kalau Her itu adalah cukong praktek
pembalakan liar di hutan produksi Sungai Gelam," ujarnya.
Menurut Didy, kawasan hutan produksi Sungai Gelam, yang luasnya mencapai 50
ribu hektare, kini menjadi sasaran penjarah kayu. Padahal kawasan hutan
tersebut merupakan habitat sekitar 20 ekor harimau Sumatera.SYAIPUL BAKHOR |
FEBRIYANTI | ALI ANWAR

Tidak ada komentar: